Skip to content

Demam berdarah


Demam berdarah

Senin 21 maret 2016, siang hari, Darren mulai panas dan lesu, padahal sedang try out 3 hari, untuk persiapan UN SD. Sorenya saya bawa ke dokter. Belum ketahuan jenis penyakitnya. Hari selasa dan rabu Darren tetap masuk supaya tidak tertinggal try out, dengan kondisi yang sebenarnya sakit.

Hari rabu sore Darren kami bawa ke rumah sakit untuk cek lab, tapi dokter menyarankan supaya ditunda sampai jumat, karena kemungkinan besar penyakit yang menyerang belum bisa dideteksi.

Jumat 25 maret 2016 adalah Jumat Agung, ada kebaktian di gereja, dan saya juga bertugas sebagai salah satu DK (usher). Karena Darren belum fit, saya ke gereja sendiri, lalu buru-buru pulang untuk bawa dia cek lab di rumah sakit.
Saat melihat hasil lab, dokter mengharuskan Darren untuk opname, karena positif terkena demam berdarah. Trombosit harusnya minimal 150 jadi 110, kekentalan darah naik, leukosit sudah di bawah normal.

Hari minggu pagi sebetulnya saya tugas DK lagi, tapi karena kondisi darurat saya ijin untuk tidak bertugas.

Selama anak di RS, banyak masukan dari rekan-rekan dan saudara-saudara: beri ini dan itu. Saya sangat bersyukur banyak yang perduli, walau saya tidak bisa carikan semuanya, karena begitu banyak yang harus dikerjakan di rumah karena istri menunggu anak di RS.
Kami juga berdoa, perkatakan Firman, tengking semua sakit-penyakit, pengurapan, menaikkan perjanjian (covenant) kepada Tuhan (Darren adalah anak perjanjian saya – kesaksiannya sudah saya tulis beberapa tahun yang lalu)

Menurut dokter, hari sabtu hingga senin merupakan masa kritis, karena hari ke-6 hingga ke-8 DB. Saat yang menentukan apakah akan membaik dan sehat kembali, atau tambah parah dan perlu beberapa tindakan darurat.

Sabtu pagi bintik-bintik merah muncul di dada, perut, dan punggung, trombosit turun ke 70, badannya kembali panas.

Sabtu sore tiba-tiba Roh Kudus berkata: “minggu tugas”. Respon saya: siap, tapi saya tetap harus bertanya kepada beberapa orang yang berkepentingan. Pertama kepada anak yang kecil: maukah ke gereja berdua saja dengan papa? Tapi papa tidak bisa urusi, karena bertugas. Ternyata dia setuju.
Berikutnya saya minta ijin kepada istri, dan dia juga tidak keberatan.
Saya percaya bahwa kesembuhan di tangan Tuhan. Ada-tidaknya saya tidak berpengaruh banyak, lengkap-tidaknya obat juga tidak terlalu berpengaruh.

Walau sudah memutuskan untuk berangkat, saya tetap belum komunikasikan ke tim DK, karena saya masih mau pantau kondisi Darren sampai minggu subuh, dan ternyata kondisi masih seperti sebelumnya.
Sesaat sebelum berangkat, ada berita bahwa ketua DK kami sakit vertigo dan tidak bisa berangkat, maka artinya jumlah tim DK yang bisa hadir sedikit.

Sehabis kebaktian, kami segera pulang, tapi tidak ke RS karena ada beberapa hal yang harus dibereskan terlebih dulu di rumah. Jam 1 siang ada berita: Darren sore ini juga sudah boleh pulang. Trombosit sudah naik tipis, bintik-bintik hilang, panas reda.

Saya tetap tidak tahu bagian mana dari yang kami lakukan yang membuat Tuhan bertindak secara sangat cepat:
Apakah doa dalam unity?
Apakah deklarasi kesembuhan?
Apakah tengkingan terhadap roh penyakit?
Apakah mengangkat covenant?
Apakah ketaatan pada perintah Roh Kudus ?
Apakah iman?
Apakah doa dari saudara-saudara dan rekan-rekan?
Atau gabungan semuanya?

Bagi saya ternyata pertanyaan ini ini tidak terlalu penting, yang penting Darren sudah sembuh, pulih, bisa pulang dan istirahat di rumah. Semua yang dilakukan adalah tindakan iman dari keluarga Kristen yang percaya bahwa Tuhan mampu membalikkan keadaan

Sekali lagi Rm 8:28

Semoga memberkati, Jbu

Note:
Saya post kesaksian setelah semua selesai, karena papi Petrus Agung bilang bahwa sosmed dan pp bukan tempat untuk curhat 😀

Anak-anak Belajar melalui Teladan


Anak-anak Belajar melalui Teladan

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya tertib membaca Alkitab
Tapi saya bisa memaksa diri saya tertib baca Alkitab dan melakukannya

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya mengendalikan emosi
Tapi saya bisa memaksa diri saya mengendalikan emosi

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya ikut sekolah minggu
Tapi saya bisa menunjukkan kegairahan saya setiap kali mengikuti kegiatan rohani

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya patuh
Tapi saya bisa memaksa diri saya patuh setiap saat: di kantor, berlalu-lintas, di lingkungan

Saya tidak bisa paksa anak-anak mendengarkan nasehat saya
Tapi saya berusaha sedapat mungkin mendengarkan mereka semua yang ingin mereka sampaikan

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya untuk punya emphaty terhadap orang lain
Tapi saya bisa melayani orang-orang yang membutuhkan dengan sepenuh hati

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya untuk tidak menonton sinetron atau film kartun yang merusak
Tapi saya bisa batasi diri hanya melihat dan mendengar hal-hal yang membangun

Saya tidak bisa paksa anak-anak saya suka membaca
Tapi saya bisa memaksa diri saya membaca buku-buku yang membangun

Saya tidak bisa paksa anak-anak untuk tidak menunda-nunda mengerjakan PR
Tapi saya bisa memaksa diri untuk selalu mengerjakan tugas (kantor, pelayanan, dll) sesegera mungkin

Saya tidak bisa paksa anak-anak olahraga
Tapi saya bisa memaksa diri saya berlatih olah raga secara rutin

Saya tidak bisa paksa anak-anak hanya meng-konsumsi makanan sehat
Tapi saya bisa memaksa diri saya untuk menggemari makanan sehat

Saya tidak bisa paksa anak-anak mencintai Yesus
Tapi saya bisa atur hati-pikiran-perasaan-kehendak saya untuk selalu tertuju pada Yesus

Penelitian modern menyimpulkan bahwa anak-anak belajar 90% dari apa yang mereka lihat.
Mungkin hasilnya tidak instan, karena itu seperti menanam benih yang baik di dalam diri kita sekaligus dalam diri anak-anak kita.
Sebagian besar yang saya lakukan mungkin tidak mereka lihat, tetapi roh mereka bisa menangkapnya.

Belum semuanya saya bisa lakukan dengan sempurna atau konsisten. Beberapa saya baru berusaha memulai. Tapi hari-hari ini saya sudah mulai tuai hasilnya dalam diri anak-anak saya. Memang masih jauh dari sempurna, tapi setidaknya selalu ada progress.
Mari semua orang tua untuk “memaksa” diri kita menjadi lebih baik, demi supaya anak-anak kita menjadi generasi yang lebih baik. Mulai dari sekarang, daripada kelak kita menyesalinya

semoga memberkati
Jbu all

Kecelakaan


Kecelakaan

Saya dapatkan istri karena kecelakaan. Bukan “kecelakaan” seperti yang dialami banyak pasangan, tapi benar-benar kecelakaan di jalan raya.

11 Maret 1995, sekitar 20:00. Kami baru selesai latihan drama Paskah di pastoran gereja Katolik Kepanjen. Beberapa masih ingin ngobrol atau berkumpul, tapi beberapa orang harus pulang. Saya menyediakan diri mengantar Lusia, dengan meminjam motor seorang teman. Kesalahan waktu itu: kami tidak menggunakan helm.

Jalanan sepi, dan saya mengendarai tidak terlalu cepat, sambil ngobrol tentang berbagai hal. Tiba-tiba dari depan ada truk dengan lampu sangat terang. Sekejap saya tidak bisa melihat jelas jalanan di depan, tapi sekonyong-konyong di depan kami muncul becak di arah yang sama. Saya coba banting stir ke kanan, tapi tabrakan tetap terjadi. Tukang becak dan Lusia terkapar di jalan. Dengan pertolongan warga sekitar, kami semua segera ke rumah sakit terdekat.

Sepanjang malam itu Lusia terbaring di UGD, dan merasa sangat tidak nyaman. Sepanjang malam dia tidak ijinkan saya meninggalkan samping tempat tidur, dan harus pegangi tangan dia. Sejak itu persahabatan kami semakin dekat.

Setahun kemudian barulah kami jadian. Kemudian menikah di tahun 2003 hingga hari ini. Bukan hanya hadir sebagai istri, tapi juga sebagai sahabat, kekasih, partner pelayanan, ibu dari anak-anak saya. Saya ada untuk menutup semua kekurangan dia, dia ada untuk menutup semua kekurangan saya. Kami belum merupakan pasangan yang sempurna, tapi kami bekerja-sama menuju itu.
Mungkin dia tidak sesuai dengan bayangan dan keinginan saya tentang wanita yang ideal, tapi Lusia yang TERBAIK.

Hari ini, melihat ke belakang 19 tahun yang lalu, sekali lagi saya melihat bahwa rencana dan rancangan Tuhan jauh melampaui apa yang kita mampu lihat dan bayangkan. Dia sudah siapkan yang terbaik bagi kita, walau “bungkusnya” mungkin tidak menarik, bahkan ingin kita tolak. Tak pernah terpikir bahwa yang awalnya adalah “hari kecelakaan”, kini bisa kami kenang sebagai hari yang bersejarah dan menentukan masa depan kami.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8: 28)

Kudus, 11 Maret 2014

Anting


Anting

Sehabis antar anak ke sekolah, saya masih punya waktu senggang sekitar 1 jam sebelum masuk kerja. Biasanya saya manfaatkan untuk membaca broadcast BBM rekan-rekan.

Di ruang tunggu sekolah saya dengar ada seorang anak TK yang menangis. Respon saya cuek aja, karena memang di usia itu anak-anak masih biasa menangis.

Setelah beberapa menit tangisannya tidak kunjung berhanti. Saya lihat beberapa ibu mulai mendekat, lalu ada berbagai suara terdengar memberi saran. Saya ikut mendekat untuk mengetahui apa yang terjadi.

Ternyata anak itu kesakitan karena entah bagaimana, anting-antingnya menusuk daun telinganya. Neneknya berusaha membetulkan. Tapi setiap kali telinganya akan dipegang, tangisannya semakin keras.

Saya coba bantu cek, ternyata model anting-nya: jarum di ujung yang satu, dan kaitan di ujung yang lain. Posisi kaitan dan jarum itu ada di lubang tindik. Bisa dibayangkan rasa sakitnya. Saya rasa saya juga akan kesakitan.

Banyak orang berusaha membantu. Salah satu memberi saran:
Lebih baik sekarang anak ini dipegang erat, biarkan menangis keras sementara anting yang tersangkut itu dipaksa keluar, daripada dia kesakitan terus-menerus.

Setelah dituangi baby oil, kait dan jarum terpisah, tapi keduanya menusuk bagian dalam lubang tindik, jadi tentunya lebih sakit. Saat itu tidak ada pilihan lain. Saya harus renggangkan dan tarik anting dari 2 sisi, bahkan dengan resiko akan ada luka.

Begitu anting terlepas, kesakitan berkurang, otomatis tangisan anak itu berkurang. Dan saya segera sadari 1 hal lagi: anak ini akan merasa sangat tidak suka pada saya. Saya minta maaf kepadanya, dan dia mau julurkan tangan karena diarahkan paksa neneknya 😀

Seringkali dalam hidup, ada keputusan sulit yang harus kita ambil. Baik itu sebagai orang tua, sebagai pemimpin, sebagai senior, sebagai gembala, dll. Dan keputusan itu sangat tidak populer, aneh, dan menyakitkan bagi banyak orang. Tapi saat kita tahu bahwa keputusan itu harus diambil, maka apapun resikonya, kita harus melangkah!

Kita mungkin dibenci.
Kita mungkin akan dijauhi, bahkan dimusuhi.
Kita akan dibantah, didebat, bahkan di fitnah.
Kita akan dianggap kejam, keras kepala, tidak bijak, tidak toleran.

Apapun itu, selama kita TAHU PASTI bahwa Tuhan mendukung langkah kita itu: JALAN, LAKUKAN !

Karena seringkali baru setelah waktu yang lama, baru orang akan mengerti apa dasar keputusan kita untuk bertindak.

Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati. (Ams 23: 13-14)

Kudus, Jumat 10 Januari 2014

Bacaan referensi:
Umpan Iblis (Bait of Satan) – John Bevere – Bab 9: Batu Sandungan (hal 142)

Yehova


Kita sering mendengar, menyanyikan dan mendeklarasikan nama-nama Tuhan:
Jehova Rapha – Tuhan penyembuh
Jehova Nissi – Tuhan panji keselamatan
Jehova M’kadesh – Tuhan yang kudus
Jehova Shalom – Tuhan damai sejahtera
Jehova Shamah – Tuhan hadir di sini

Tapi apakah arti kata Jehovah ?
( Atau YHWH, YHVH, Yahwe )
Saya cobe berikan salah satu artinya, semoga memberkati

Tulisan Ibraninya: יהוה
Yodh = י = tangan
He = ה = yang (that)
Vav = ו = kait/ paku (hook/ peg/ spear)

YHWH = tangan yang berlubang paku

Siapakah yang tangannya berlubang paku? YESUS !

Sejak awal kejatuhan manusia, Bapa sudah menubuatkan penebusan oleh Tuhan Yesus dengan mencatat itu pada NamaNYA sendiri.

Aku dan Bapa itu Satu adanya (Yoh 10: 30)

Mari serukan/ ucapkan/ deklarasikan nama Tuhan dengan pengertian, dan tidak perlu dipertentangkan.

Jbu

pustaka:
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Tetragrammaton
http://www.hebrew4christians.com/Names_of_G-d/names_of_g-d.html

Sombong dan Rendah-hati


Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. (Ams 8: 13)

Kesombongan hanya melihat diri sendiri:
> Hal-hal yang sudah kita lakukan
> Kemampuan kita
> Jasa-jasa kita
> Kesalahan-kesalahan orang lain.
> Kelemahan-kelemahan orang lain
> Melihat nilai negatif orang lain

Kerendahan hati melihat SEBALIKNYA:
> Hal-hal yang sudah orang lain lakukan
> Kemampuan orang lain
> Jasa-jasa orang lain
> Kesalahan-kesalahan kita.
> Kelemahan-kelemahan kita
> Melihat nilai positif orang lain

Kesombongan bisa membuat kita dikagumi, karena seperti pen-citraan. Tapi itu juga memutuskan tali persahabatan dengan orang-orang yang kepadanya kita mengangkat diri. Selanjutnya ini akan berdampak pada melemahnya kekuatan kegerakan karena tidak ada unity.

Sebaliknya dengan kerendahan-hati, kita bisa meng-apresiasi dan menghargai kebaikan orang lain LEBIH DARI kelemahan orang tersebut.

Secara rohani, “kesaksian” membuka ruang untuk munculnya kesombongan. Namun jika kita ikuti rambu-rambunya, kita akan bisa menyaksikan kebaikan Tuhan, tanpa terjerumus dalam kesombongan.

Beberapa “rambu” untuk kesaksian:
> Jangan berusaha membuat pendengar terkesan pada kita.
> Ceritakan ketidak-mampuan kita, kemustahilan sebuah keadaan, tapi tertolong oleh ketidak-terbatasan Tuhan
> Ceritakan proses yang Tuhan mau kita jalani dan responi dengan benar.
> Jangan hanya bercerita tentang keberhasilan dan pencapaian kita.
> Ceritakan juga kegagalan kita merespon proses Tuhan, dan akibat-akibatnya.
> Ujungnya memuliakan Tuhan
> Me-motivasi, mengobarkan, membawa pertobatan.

Sangat mudah untuk mengingat apa keburukan seseorang saat nama yang bersangkutan disebut. Bahkan manusia cenderung “membicarakannya” sehingga timbul cap/ kesan/ reputasi negatif bagi orang itu.

Tapi Alkitab berkata lain:
Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1Kor 13: 7)

Dalam saat teduh (pagi atau malam), mohon renungkan selama 5 menit:
> Mulai berdoa
> Minta Tuhan ingatkan satu orang yang paling menjengkelkan anda saat ini, atau orang yang paling anda hindari saat ini.
> Minta Tuhan obati, balut dan pulihkan hati kita yang luka karena orang tersebut.
> Minta Tuhan mampukan kita mengampuni orang itu.
> Minta Tuhan buka mata hati kita tentang kebaikan-kebaikan orang itu, kelebihan-kelebihannya yang tidak kita miliki.
> Minta Tuhan mampukan kita untuk berdoa dan memberkati orang tersebut.

Saya percaya jika kita mau merendahkan-hati kita di hadapan Tuhan, Tuhan akan penuhi kita dengan kasihNya, dan itu akan melunturkan dan menghancurkan kesombongan kita

Jbu all

Menuju Puncak 29


Setiap kali mengalami sesuatu, saya berusaha mencari makna yang lebih dalam dari apapun yang terjadi. Kali ini saya coba gali pengalaman saya saat mendaki puncak 29 dari gunung Muria.

Awal Agustus 2013 saya mendapat artikel dari teman tentang diet yang saat ini jadi trend (OCD). Saya baca, tangkap intinya, lalu saya buat rule untuk diri sendiri, dan lakukan. Sambil ber-diet, saya juga tergerak untuk kembali ber-olah raga, karena selama ini sudah tidak rutin olah raga. Salah satu yang saya lakukan adalah lari naik-turun tungga kantor. Kantor saya ada di lantai 4. Saat melakukan latihan lari ini saya menangkap bahwa dalam waktu dekat saya harus mendaki gunung, tapi entah kapan. Sekian minggu berlatih, maka nafas saya tidak lagi berat dan latihan ini semakin ringan.
*) Apapun yang akan kita alami, Tuhan akan berbicara terlebih dulu kepada kita. Baik itu secara langsung, maupun tidak langsung. Jika saya tidak lakukan diet, dan tidak berlatih naik-turun tangga, maka saat tugas yang sebenarnya datang fisik saya akan jauh dari siap, bahkan bisa berakibat fatal.

Ternyata saya harus naik ke gunung Muria, yaitu puncak 29 pada tanggal 26 Oktober 2013, sendirian. Sebelumnya saya sudah 4 kali naik sampai ke atas, jadi medan sudah sangat saya kenal. Semua yang diperlukan saya persiapkan:
rohani: doa
stamina: latihan beberapa bulan
perbekalan: air, minuman pengganti ion, minuman yang mengandung gula, vitamin, dll
peralatan darurat: senter, dll
*) Pengalaman masa lalu adalah sebuah bekal untuk mempersiapkan masa depan. Kita tidak boleh jadikan sebagai patokan, tapi cukup sebagai acuan apa-apa saja yang harus kita siapkan.

Saya start mendaki 09:10. 100 menit awal perjalanan saya harus berperang dengan rasa enggan dan ingin berbalik turun. Rasa enggan ini membuat nafas saya berat, dan stamina terkuras. Setiap beberapa jarak saya harus beristirahat sejenak untuk menarik nafas panjang berkali-kali.
*) Memulai sebuah perjalanan untuk mencapai sesuatu hal tidak pernah mudah. Selalu ada keinginan untuk balik kepada zona nyaman kita. Keinginan itu akan menguras stamina jiwa kita: antara membayangkan kenyamanan dan tekat untuk menyelesaikan perjalanan. Dalam bahasa Yunani Roh Kudus dari kata pneuma, artinya udara atau nafas. Saat stamina jiwa kita terkuras, tidak ada jalan lain untuk memulihkannya selain masuk dalam saat teduh, bersekutu dengan Roh Kudus. Kita harus jadikan persekutuan dengan Roh Kudus sebagai nafas kehidupan kita.

Selama etape/ tahap pertama ini saya belajar mengenali ulang kebutuhan-kebutuhan tubuh saya: kapankah tubuh membutuhkan makanan, air, pasokan mineral yang baru sebagai pengganti keringat, gula sebagai sumber tenaga.
*) Kenali kebutuhan rohani kita, karena di setiap saat tidak selalu sama. Kadang kita butuh belajar Firman (makanan), kadang jiwa kita perlu menyembah (seperti masuk sungai hadirat Tuhan), kadang perlu makanan rohani instan seperti renungan atau rekaman khotbah, dll.

Pukul 10:50 saya sampai di lokasi yang merupakan 50% perjalanan. Di titik ini jarak ke puncak dan kembali sama jauhnya. Tidak ada pilihan selain maju. Saya mendapat kekuatan, kesegaran, dan semangat baru untuk menempuh perjalanan. Kecepatan bergerak saya meningkat drastis, dan kondisi saya memuncak: stamina, tenaga, semangat.
*) Ada beban-beban kehidupan yang menghambat langkah kita. Terkadang kita perlu tidak sekedar meletakkan, tapi membuangnya. Misalnya: bisnis lama yang sudah menurun, kenangan-kenangan masa lalu, hubungan-hubungan yang tidak jelas status dan tujuannya. Istilahnya: move on.

Sekitar 11:30 timbul masalah baru: paha dan betis saya kram (kejang) bergantian. Saya coba ingat-ingat apa penyebabnya, ternyata itu karena saya kurang tidur di malam sebelumnya, hanya 5 jam karena sibuk mempersiapkan berbagai hal. Beberapa hari sebelumnya saya juga kurang tidur karena berbagai keperluan. Tidur adalah saat tubuh beristirahat, mengalami pemulihan dan penyembuhan. Ketika tidur kita membiarkan proses tubuh bekerja dengan sendirinya. Kurang tidur akan menyebabkan kita tidak bisa berfungsi maksimal.
*) Saat saya tahu bahwa akan mendaki, maka mulai saat itulah saya harus “menabung” hal-hal yang tidak bisa disiapkan dalam sekejap, atau memerlukan waktu hingga benar-benar siap. Dalam hal ini “tabungan” jam tidur saya sangat kurang, sehingga daya tahan otot berkurang.

Saat tahu destiny kita, kita harus siapkan minyak-cadangannya, supaya ketika saatnya tiba: kita benar-benar siap.

Di awal saya teringat untuk mempersiapkan balsam atau obat gosok lain, tapi itu terlupa karena tidak saya catat.
*) Ingatan manusia terbatas. Mencatat hal-hal yang tiba-tiba terlintas adalah tindakan bijaksana, karena selalu ada kemungkinan bahwa ilham itu dari Roh Kudus.

Karena kram, sisa perjalanan yang harusnya saya tempuh antara 60-90 menit saja, akhirnya baru mencapai puncak pada 13:40.
*) Jika persiapan kurang, kita justru akan menghambat pencapaian, mengurangi efektifitas dan efisiensi, bahkan menambah besar biaya yang diperlukan.

Di tengah perjalanan naik saya bertemu pendaki yang sedang turun. Dia sedang mempertimbangkan untuk menempuh jalur alternatif untuk turun. Saya tangkap hal ini, maka dalam perjalanan turun melalui jalur alternatif baru, yang sebelumnya belum pernah saya lewati. Saya turun dari puncak 14:47 dan sampai di kaki gunung tepat 17:00.
*) Jika kita mampu menangkap petunjuk-petunjuk Roh Kudus, berani melangkah, dan akhirnya menyelesaikan tugas, maka akan terjadi terobosan dan percepatan.

Masing-masing kita mempunyai “gunung” yang harus didaki:
lepas dari kecanduan tertentu yang tidak produktif (rokok, game, sinetron, dll)
proyek-proyek, tugas-tugas, perjalanan-perjalanan tertentu yang harus ditempuh
buah-buah Roh yang harus dikembangkan (kasih, sukacita, dst)
kebiasaan-kebiasaan yang harus dibuang : malas, moody, pemarah, menunda-nunda, dll.

Kemauan untuk mendaki “gunung” saja tidak cukup. Kita juga harus siapkan diri, siapkan strategi, siapkan peralatan, melatih diri, dll, dan seringkali persiapan itu memerlukan waktu. Manfaatkan setiap waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, sehingga saat sebuah tugas muncul maka kita siap.

sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. (Mat 25: 4)

Jbu
Kudus, 28 Oktober 2013

Membangun komunitas di Gadget Blackberry


Membangun komunitas BB
.
Sebuah perusahaan yang sehat umumnya memiliki beberapa bagian: sumber daya (resources), produksi, distribusi, hubungan masyarakat (customer service), perawatan dan perbaikan (maintenance dan repair). Saat semuanya tergantung dari satu orang, maka perusahaan itu tidak akan bisa bertahan lama.
.
Selama 2 tahun saya membangun pelayanan grup BB, hingga terakhir ada 16 grup pembawa api (PA, PA2, dst PA16), total grup yang saya tangani ada 26 grup. Saat BB hilang, saya merenungkan banyak hal, dan ini salah satu hal yang Tuhan jelaskan: saya menangani semua fungsi yang ada dalam sebuah perusahaan tersebut seorang diri. Saya cari ringkasan-ringkasan khotbah, susun ringkasan sendiri, atur kapan harus posting, seleksi pengumuman-pengumuman, meng-koneksi-kan satu orang dengan yang lain, dan banyak hal lagi.
.
Alkitab berkata bahwa kita adalah tubuh Kristus, Yesus jadi kepala, dan semua orang lain punya bagian dalam tubuh Kristus itu. Ada yang jadi mata, telinga, tangan, kaki, jantung, kulit, otot, tulang, syaraf, dll. Alkitab juga menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan antara satu anak Tuhan dengan anak Tuhan yang lain sebagai sebuah keluarga.
.
Selama ini saya terbukti bisa menjalankan semua pelayanan seorang diri, tapi tujuan Tuhan bukan itu. Tuhan mau semua anak-anakNya tidak hanya jadi bayi rohani, tapi bertumbuh dan belajar, menemukan posisi dan tugas mereka di tiap-tiap komunitas di mana mereka Tuhan tempatkan, baik itu komunitas dunia nyata (RT/ masyarakat, lingkungan kerja, gereja) atau dunia maya (BB, FB, dll). Setelah bertumbuh menuju dewasa, maka Tuhan akan percayakan banyak hal: berkat, kehormatan, kemudahan, kebanggaan, dan yang terpenting: hatiNya.
.
Hati Tuhan ada pada jiwa-jiwa. Bukan hanya kepada mereka yang belum diselamatkan, tapi juga kepada semua orang yang sudah selamat. Tuhan mau semua orang yang sudah Dia tebus tergembalakan dengan baik, sehingga bisa bertumbuh secara sehat, dan akhirnya menghasilkan buah-buah yang baik: karakter, buah-buah Roh, jiwa-jiwa yang lain.
.
Setelah bertumbuh semakin dewasa, Tuhan kemudian akan kirimkan anak-anak Tuhan lain yang belum dewasa secara rohani. Tujuannya supaya kita bisa dampingi, didik, latih, mentor, tuntun, arahkan mereka sampai menemukan talenta dan posisinya di dalam tubuh Kristus, bahkan hingga mereka jadi pemimpin-pemimpin baru yang bisa menggembalakan lebih banyak lagi domba Tuhan.
.
Ciri-ciri orang yang berpotensi untuk menjadi calon pemimpin: meresponi dengan aktif, perduli, mau “repot”, cinta Tuhan, menerima kritik dengan tenang dan bijaksana. Jika menemukan yang seperti ini, segera rekrut. Tunjukkan caranya, semua fasilitas yang Tuhan akan buka, juga resiko-resikonya. Beri kesadaran bahwa Tuhan membutuhkan banyak pemimpin untuk membimbing jiwa-jiwa yang belum dewasa rohaninya. Ketika seseorang bersedia, beri kebebasan untuk bertindak, jika ada hal-hal yang harus diingatkan maka lakukan secara japri.
.
Semua yang saya tulis ini sudah saya coba terapkan, dan sedang dalam proses membangkitkan pemimpin-pemimpin baru. Dengan hilangnya BB saya, saya harap admin yang sudah diberikan kepercayaan bisa berperan lebih aktif.
.
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1 Ptr 5: 2)
.
Salah satu bentuk perbuatan yang menyatakan bahwa kita mengasihi Tuhan adalah MAU ikut menggembalakan domba-domba Tuhan.
.
Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”
Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21: 15b)
.
Berikut ini saya coba share beberapa hal-hal praktis yang bisa diterapkan seorang admin grup BB:
1. Jangan pernah mematikan notifikasi, sediakan diri untuk bisa dihubungi sewaktu-waktu.
.
2. Aktifkan auto-save semua chat dan gambar
.
3. Sediakan jalur alternatif untuk menghubungi: telp, FB, YM, eMail, dll.
.
4. Gunakan paket full-service.
.
5. Pastikan arah, visi dan sifat grup.
.
6. Pikirkan cara-cara kreatif sehingga antar anggota grup bisa saling mengenal dan ada komunikasi satu sama lain.
.
7. Arahkan setiap posting:
7.1. Beri gambaran global/ ringkasan untuk link video atau berita, sehingga bisa dibedakan mana yang trojan/ virus atau posting sebenarnya.
7.2. Pertimbangkan konten/ isi dari posting: apakah benar/ fakta atau gosip atau opini? Apakah memuliakan nama Tuhan? Atau malah menimbulkan ketakutan, kekhawatiran, kemarahan, rasa jijik, dll?
7.3. Pertimbangkan sebelum mem-posting hal-hal yang bisa menghilangkan damai sejahtera kita. Pastikan kita adalah pemberita Firman Tuhan, bukan pembawa berita dari setan.
.
8. Kenali keterbatasan BB, atur sehingga tidak membebani BB member:
8.1. Room chat cukup 3, maksimal 4.
8.2. Jumlah gambar maksimal 10
.
9. Posting hal-hal positif secara berkala: renungan harian, kisah motivasi, dll. Jangan lupa cantumkan sumbernya! Beri contoh member untuk menghargai hasil karya orang lain.
.
10. Luangkan waktu untuk membaca postingan semua member lain, beri contoh meresponi dengan benar terhadap postingan seseorang: beri apresiasi, ucapkan terima kasih, dll. Jika postingannya tidak membangun, ingatkan dengan bijaksana.
Lihat potensi member, beri kepercayaan sebagai admin untuk member yang punya potensi dan perduli. Setiap grup minimal ada 4 admin.
.
11. Meletakkan member baru di grup yang mayoritas berasal dari kota yang sama akan sangat membantu member baru tersebut untuk menemukan komunitas rohani di dunia nyata.
.
12. Hindari gurauan yang menyangkut hal sensitif dan merendahkan:
> Berat badan, usia, jodoh – untuk wanita
> Penghasilan, pekerjaan – untuk pria.
.
13.Usahakan untuk copas artikel yang kita anggap penting dan bisa membangun. Karena tidak semua BB nya full service, dan tidak semua mau membuka link yang kita share.
.
14. Jika artikel terlalu panjang, jangan dibagikan sekaligus. Bagi jadi beberapa bagian, beri jarak waktu untuk masing-masing posting sehingga terbaca oleh semua member. Idealnya setiap postingan maksimal 3 atau 4 scroll.
.
15. Rajin mem-backup BB, tambah wawasan dan pengetahuan kita tentang gadget BB.
Kenali potensi konflik antar member. Jika terjadi, sebisa mungkin dibahas di luar grup, atau secara jalur pribadi. Jika tidak bisa diselesaikan, pisahkan mereka di grup yang berbeda.
.
16. Dalam diskusi dan debat, jangan cepat ber-reaksi. Kenali maksud di belakang sebuah pernyataan, jangan terpaku pada redaksinya. Pastikan admin menanggapi semuanya berdasar Firman Tuhan. Jika admin merasa ragu, jangan malu bertanya kepada rekan pemimpin lainnya.
.
17. Sebagai admin dan pemimpin dituntut banyak komitmen. Tapi admin tidak boleh menuntut hal yang sama kepada member yang belum bertumbuh. Kenali dan fahami masing-masing “domba” di grup.
.
18. (ada ide/ masukan ???)

#minyakcadangan


#minyakcadangan
.
Saya punya kebiasaan saat alami sesuatu: mencoba mencari suatu makna peristiwa, mencari motivasi dan maksudnya, menggali poin-poin yang berguna.
.
Sejak hadir ke gereja Kristen, kira-kira 2 bulan sebelum lahir baru, saya mulai catat khotbah di gereja. Semula seperti orang-orang lain: ayat + kata-kata yang berkesan (rhema). Dari catatan itu saya bisa terbantu renungkan ulang Firman, coba cerna ulang hal-hal yang sebelumnya kurang saya mengerti.
.
Suatu hari di tahun 2004 Tuhan gerakkan gembala saya untuk pinjamkan beberapa kaset khotbah. Saya sangat senang karena jiwa dan roh memang membutuhkan.
.
Kemudian saya lihat suatu hal: kaset itu cuma pinjaman, padahal isinya sangat berharga. Maka saya perlu miliki sendiri, sehingga sewaktu-waktu membutuhkan, saya tidak perlu mencari-cari di tumpukan kaset gereja. Rekaman tersebut saya putar di compo, outputnya saya masukkan ke line in komputer, lalu saya rekam. Di awal saya gunakan program bawaan Nero, hasilnya file WAV, lalu saya edit dan convert ke MP3. Semua awalnya untuk kebutuhan dan koleksi pribadi.
.
Rekan-rekan di gereja menyarankan saya dengerin rhema FM, dan ternyata pertumbuhan rohani saya jadi pesat setelah dengerin rhema FM. Maka dengan sarana yang sangat terbatas, saya mulai rekam radio rhema.
.
Waktu itu rhema FM masih bisa mencapai kota Kudus. Saya putar rhema via compo, rekam khotbah ke kaset, lalu dari kaset saya convert ke MP3. Proses yang panjang dan mbulet, tapi saya lakukan demi Firman Tuhan yang sangat berharga.
Saya ingin beli CD MP3 kumpulan khotbah. Tapi saat itu dana kami sangat terbatas.
.
Di awal 2006 tiba-tiba Rhema tidak mengudara beberapa bulan, saat itu baru saya sadar gunanya rekaman-rekaman yang selama ini saya kumpulkan. Tuhan berkata: itulah minyakcadangan, sesuatu yang anak Tuhan butuhkan di saat kondisi sulit untuk dapat Firman Tuhan.
.
Beberapa rekan kantor meng-apresiasi apa yang saya kerjakan ini, mereka berikan software-software baru, tools-tools baru, sehingga menyederhanakan proses perekaman. Ada cooledit, adobe audition, mp3cutter, mp3converter, dll.
.
Saya bergabung dengan JKI Injil Kerajaan Semarang di tahun 2008. Karena tinggal di kota Kudus, sekitar 60km dari gereja, maka sering beberapa teman MK (kelompok sel di JKI Injil Kerajaan disebut Mezbah Keluarga, disingkat MK) tidak bisa hadir di gereja. Maka saya mulai salin catatan khotbah saya dari buku ke MS Word, sehingga bisa di-print dan bagikan ke rekan MK yang membutuhkan. Di beberapa kesempatan, ada rekan-rekan yang meng-copy mp3 khotbah saya.
.
Tahun 2008 saya juga mulai gunakan facebook. Saya mulai masuk dalam pergaulan dengan anak-anak Tuhan di seluruh Indonesia, bahkan dunia.
.
Atasan saya di kantor temukan bahwa rekaman khotbah yang size-nya terkecil, tapi masih bisa didengar dengan jelas adalah jika di convert ke mono, dan samplingnya 16 kBPs. Dari sini saya lihat ukuran rekaman khotbah bisa sangat kecil, dan bisa dikirim via email.
.
Dari sini saya mulai kirim email berisi mp3 khotbah ke rekan-rekan yang membutuhkan. Awalnya insidentil dan by request, lalu jadi rutin. Jumlah yang request terus bertambah, terutama dari teman-teman FB.
.
Salah satu rekan MK saya digerakkan untuk membuatkan saya sebuah website, sehingga lebih banyak orang yang bisa diberkati. Saya post ringkasan dan link rekaman khotbah di web tersebut. Jadi, sebenarnya ide website minyakcadangan bukan ide saya, saya hanya eksekutornya.
.
Web ini dalam sekejap meledak dan jumlah peng-akses-nya melebihi quota, sehingga web tidak bisa diakses sampai awal bulan berikutnya. Kondisi ini memaksa saya untuk belajar membuat blog, kemudian mengisinya dengan konten yang sama dengan web. Ini awal lahirnya
http://www.minyakcadangan.blogspot.com
.
Dari pengalaman sebelumnya, akhirnya saya susun sebuah blog lain yang sangat simple sebagai backup, di Http://minyakcadangan.wordpress.com/
.
Kemudian saya kenal cara menyimpan file di jaringan internet, jadi untuk membagikan tinggal memuat link-nya di blog/ web saya. Tujuannya agar mereka yang kurang dana untuk membeli kaset/ CD/ VCD/ DVD asli, tetap mendapat makanan rohani, terutama mereka yang tinggal jauh dari kota Semarang. Saya berharap apa yang saya bagikan secara gratis, digunakan untuk memberkati orang lain lagi, juga secara gratis.
.
Masalah mulai timbul karena peng-akses blog/ web sangat banyak, dan saya tidak bisa tahu siapa-siapa saja yang mengakses link tersebut. Bahkan ada yang melaporkan ke saya bahwa link yang saya bagikan gratis, ternyata dijual-belikan. Maka pemuatan link di blog/ web saya hentikan.
.
Di awal 2012 seorang rekan dari salah satu kota Bahtera meminta tolong saya untuk membuat sebuah mail-list untuk suatu keperluan. Sambil mengerjakan dan mempelajarinya, saya buat mail-list minyakcadangan. Di mail-list ini saya bisa membagikan lagi link rekaman khotbah dengan lebih terkontrol siapa saja penerimanya.
.
Seiring waktu, saya dapati ternyata banyak anak Tuhan yang belum memiliki mental raja. Walau mereka punya cukup uang, mereka memilih untuk dapat yang gratisan. Padahal jika kita beli aslinya, kita akan memberkati pelayanan JKI Injil Kerajaan dan rhema FM secara langsung. Maka mulai bulan juni 2013 yang saya bagikan hanya dalam kualitas low.
.
Untuk sementara, sejak 13 Juni 2013 saya sementara step down dari berbagai pelayanan dunia maya, sampai Tuhan perintahkan lagi.
.
Jbu all

Helen Keller


KISAH HIDUP HELEN KELLER
.
Hellen Adam Keller lahir sebagai anak yang sehat di Tuscumbia,Alabama, Amerika serikat pada 27 Juni 1880 disuatu tempat yang dikenal dengan nama “Ivy Green”. Dari ayahnya, ia merupakan keturunan Alexander Spottswood seorang gubernur colonial dari Virginia yang juga memiliki hubungan dengan keluarga-keluarga pahlawan Utara Amerika. Dari ibunya, ia memiliki hubungan darah dengan keluarga-keluarga new England termasuk Hales, Everetts dan Adamses. Ayahnya bernama Kapten Arthur Keller, seorang editor surat kabar North Alabamian. Kapten Arthur Keller juga memiliki ketertarikan yang kuat kepada kehidupan public dan merupakan orang yang berpengaruh dilingkungannya. Pada tahun 1885 dibawah administrasi Cleveland, ia diangkat menjadi Marshal untuk Alabama Utara.
.
Penyakit yang menimpa Helen keller pada saat berumur 19 bulan membuat ia menderita tuli dan buta sebelum ia mengetahui cara membaca dan menulis. Pada saat itu ia diduga mengidap demam otak dan mungkin saja sekarang lebih tepatnya dikenal dengan nama demam scarlet. Karena penyakitnya sejalan bersama pertumbuhannya, ia menjadi anak yang liar dan tidak patuh serta tidak mengenal dengan jelas dunia yang ada disekelilingnya.
.
Kehidupan Helen keller yang baru dimulai pada Maret 1887 ketika ia berumur kurang lebih 7 tahun. Hari itu merupakan hari yang paling penting yang selalu ia ingat dalam hidupnya, ia kedatangan seorang perempuan Anne Mansfield Sulivan dari Tuscumbia yang menjadi gurunya. Nona Sulivan, merupakan perempuan berumur 20-an lulusan Sekolah khusus orang buta bernama Perkin School. Ia merupakan orang yang mendapatkan penglihatannya kembali melalui serangkaian operasi. Ia datang atas unjuran simpatik Alexander Graham Bell yang merupakan kenalan keluarga Anne.
.
Semenjak hari itu, kedua orang tersebut, menjadi guru-murid yang tak terpisahkan hingga kematiannya pada awal 1936.
Nona Sullivan memulai tugasnya untuk mengubah anak yang tidak terkontrol menjadi sosok yang sukses dengan memberikan boneka yang merupakan buatan anak-anak dari sekolah Perkin (sekolah khusus orang cacat yang kemudian dibuat khusus untuk Helen). Dengan mengejakan d-o-l-l (boneka) melalui tangan , ia berharap dapat menghubungkan objek dengan huruf. Helen ternyata belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula, namun ia tidak tahu bagaimana cara untuk mengucapkan kata-kata.
Selama beberapa hari, ia banyak belajar mengeja kata-kata baru namun dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
.
Suatu hari ia dan “guru”-panggilan Helen untuk Sullivan- pergi ke tempat sumur pompa terbuka. Nona Sullivan mulai memompakan air dan menaruh tangan Helen dibawah keran air tersebut. Begitu air menyentuh tangan Helen, ia mencoba untuk mengeja secara perlahan kata ‘w-a-t-e-r (air) melalui tangan helen yang satunya kemudian semakin cepat. Tiba-tiba, sinyal itu dapat dimengerti oleh pikiran Helen. Ia akhirnya tahu bahwa water (air) adalah zat dingin luar biasa yang mengalir ditangannya. Setelah ia mengerti, ia berhenti dan menyentuh tanah dan menanyakan ejaan untuknya. Pada saat malam tiba, ia sudah mempelajari 30 kata-kata baru.
.
Sewaktu ia mengecap pendidikan, ia belajar menguasai alphabet dengan cepat, baik manual maupun huruf timbul khusus bagi orang buta serta meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Di tahun 1890, ketika umurnya masih 10 tahun, ia mencoba untuk belajar berbicara. Entah bagaimana ia mengetahui bahwa seorang gadis buta tuli di Norway sudah dapat berbicara dengan baik. Nona Sarah Fuller di Horace Mann School merupakan orang pertama yang menjadi guru vokal untuknya.
.
Sejak ia masih kecil, ia selalu berkata suatu hari saya akan masuk perguruan tinggi dan akhirnya ia membuktikannya. Pada tahun 1898, ia berhasil masuk ke Cambrige school for young ladies sebelum akhirnya ia masuk ke Radcliffe College pada musin gugur 1900 dan menamatkan sekolahnya pada tahun 1904 dengan prestasi Cumlaude.
.
Selama tahun-tahun berikutnya sampai ia meninggal di tahun 1936,Anne Sullivan selalu berada disampingnya, terus menerus mengeja buku demi buku, ceramah demi ceramah melalui tangan Helen.
.
Pendidikan formalnya berakhir sewaktu ia menerima gelar Sarjana Muda, namun selama hidupnya ia selalu belajar secara informal hal-hal yang penting bagi masyarakat moderen. Dengan pengetahuannya yang luas serta banyaknya pencapaian dibidang pendidikan, ia dianugerahkan gelar doktor kehormatan dari temple university dan harvard university seta dari universitas Glasgow di Skotlandia; Berlin, Jerman; Delhi, India; dan Witwatersran di Johannesburg Afrika Selatan. Ia juga merupakan peserta kehormatan untuk education institute di Scotland.
.
Pada tahun 1905, Anne Sullivan menikah dengan John Macy,seorang kritikus dan sosialis terkemuka. Pernikahan tersebut tidak merubah hubungan guru dan murid tersebut. Helen akhirnya tinggal bersama Anne dan suaminya. Keduanya terus memberikan waktu untuk pendidikan dan aktifitas Helen. Selama masih berstatus murid di Radcliffe, Helen memulai karir menulis yang kemudian ditekuninya selama hampir 50 tahun.
.
Pada tahun 1903, The story of My Llife (kisah hidupku) muncul dalam bentuk cerita bersambung di Ladies Home Journal dan kemudian muncul dalam bentuk buku. Merupakan karya yang paling populer dan telah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa termasuk Marathi, Pusthu, Tagalog dan Vedu. Juga dibuat dalam bentuk edisi buku tipis di Amerika Serikat. Publikasinya yang lain adalah : Optimis; An Essay; The World I Live In; The song of the stone wall; Out of the Dark; My Religion; Midstream- my later life; Peace at eventide; Helen Keller in Scotland; Helen Keller Journal; Let us have faith; Teacher, Anne Sullivan Macy dan the open door.
.
Helen Keller adalah wanita tegar yang menjadi inspirasi bagi Dunia, dan ia di kenal sebagai pejuang hak-hak wanita, pembela orang cacat serta pengarang produktif dan sukses.
.
Helen Keller bisa membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak bisa mengekang manusia untuk sukses, selama ada keyakinan diri, kerja keras dan semangat.
.
Link asli:
http://www.emotivasi.com/2008/06/24/kisah-hidup-helen-keller/